Laporan keuangan merupakan informasi mengenai posisi
keuangan dan kinerja perusahaan yang akan bermanfaat bagi penggunaa laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan investasi. Dalam sebuah laporan keuangan,
manajer harus memberikan informasi yang bersifat informatif dan terbuka agar
menghasilkan sebuah informasi laporan keuangan yang berkualitas. aporan
keuangan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas apabila laporan keuangan
tersebut relevan (relevance) dan andal (reliability). Informasi laporan keuangan
dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan pengguna
laporan keuangan. Kerelevanan menurut Soewardjono (2005) adalah kemampuan
informasi untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam membedakan beberapa
alternatif keputusan sehingga mereka menghasilkan keputusan yang tepat. Dalam menggambarkan
peran informasi akuntansi yang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka
digunakan relevansi nilai informasi akuntansi.Relevansi nilai informasi
akuntansi adalah kemampuan angka-angka akuntansi yang merangkum informasi yang mendasari
harga saham, sehingga relevansi nilai diindikasikan dengan sebuah hubungan
statistikal antara informasikeuangan dengan return saham. Relevansi nilai informasi
akuntansi dilihat dari pengaruh harga saham terhadap nilai buku dan laba
bersih. Perusahaan dengan relevansi nilai informasi akuntansi yang meningkat,
dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang
berkualitas. Informasi laporan keuangan dapatdikatakan andal apabila
menghasilkan suatu laporan keuangan yang bebas dari kesalahan dan dapat
diandalkan.
Keterandalan adalah kemampua informasi untuk memberi
keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi memiliki kualitas
yang andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan
dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur. Keterandalan suatu informasi laporan keuangan
dapat dilihat dari praktek manajemen laba suatu perusahaan. Manajemen
labaadalah suatu intervensi dengan maksudtertentu terhadap proses pelaporan keuangan
eksternal dengan sengaja untuk memperoleh
beberapa keuntungan pribadi . Jika manajemen laba suatu perusahaan berkurang
maka informasi laporan keuangan yang dimiliki perusahaan berkualitas dan dapat
diandalkan. Laporan keuangan yang berkualitas dapat dilihat dari berkurangnya
praktek manajemen laba dan meningkatnya
relevansi nilai informasi akuntansi. Kualitas laporan keuangan dapat
dipengaruhi oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dipakai oleh perusahaan.
Dimitropoulus (2013) menyatakan bahwa informasi laporan keuangan lebih
berkualitas apabila perusahaan menggunakan SAK (konvergensi IFRS) dibandingkan
dengan standar lokal atau standar yang diterapkan oleh suatu negara. International
Financial Reporting Standards (IFRS) adalah suatu standar internasional yang
diterbitkan oleh International Acconting Standards Board (IASB). Dimana manfaat
dari penggunaan SAK (konvergensi IFRS) meliputi harmonisasi praktik akuntansi
di seluruh negara yang mengadopsi, yang nantinya akan mengarah ke komparatif
yang lebih tinggi, biaya transaksi yang lebih rendah, dan meningkatkan
investasi internasional. Selain itu, dengan menerapkan SAK (konvergensi
IFRS)perusahaan akan bertindak optimal dalam meningkatkan kualitas informasi
laporan keuangan. Di Indonesia lembaga yang membuat dan menetapkan standar akuntansi
keuangan akan mewajibkan seluruh perusahaan yang beroperasi agar membuat
laporan keuangan yang berpedoman pada SAK (konvergensi IFRS).
Pengaruh penerapan SAK(konvergensi IFRS) terhadap
kualitas informasi laporan keuangan dapat dilihat dari dua alat ukur, yaitu
manajemen laba dan relevansi nilai informasi akuntansi. Penerapan SAK
(konvergensi IFRS) dapat mengurangi
manajemen laba karena dalam SAK
(konvergensi IFRS) disyaratkan adanya pengungkapan penuh (full disclosure).
Dengan adanya full disclosure, manajer lebih hati-hati dalam melakukan tindakan
dan tidak berani untuk melakukan praktek manajemen laba sehingga menghasilkan
informasi laporan keuangan yang jujur dan informatif. Penerapan SAK
(konvergensi IFRS) dapat meningkatkan relevansi nilai informasiakuntansi karena
menggunakan nilaiwajar, dimana angka-angka akuntansi yang tersedia telah
menggambarkan keadaan ekonomik perusahaan yang sebenarnya dan dapat membantu
investor dalam membuat keputusan investasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Melinda dengan judul
"Pengaruh Penerapan SAK (Konvergensi IFRS) Terhadap Kualitas Informasi
Laporan Keuangan” dengan objek adalah perusahaan manufaktur terdaftar di BEI
dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Menyimpulkan bahwa kualitas informasi
laporan keuangan dilihat dari dua alat ukur yaitu manajemen laba dan relevansi
nilai, sehingga dalam penelitian tersebut terdapat 2 mode yaitu model 1
(pengaruh penerapan SAK (konvergensi IFRS) terhadap manajemen laba) dan model 2
(pengaruh penerapan SAK (konvergensi IFRS) terhadap relevansi nilai.
Berdasarkan hasil temuan penelitian tersebut dan pengujian hipotesis yang
diajukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1.
Penerpan
IFRS tidak dapat mengurangi praktek manajemen laba atau penerapan IFRS tidak
dapat menpengaruhi praktek manajemen laba. Manajemen laba suatu perusahaandapat
dilihat dari arus kas, market value,operating profit margin, dan debt
equityratio. Arus kas merupakan informasirelevan mengenai penerimaan danm pengeluaran
kas perusahaan. Market valuetercermin dari harga saham dan jumlahsaham biasa
yang beredar, dimana hargasaham merupakan indikator kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan.Operating profit margin merupakan rasiopengukuran
probabilitas yang bergunauntuk mengukur kemampuan perusahaandalam menghasilkan
laba. Debt equityratio menggambarkan sejauh mana modalpemilik dapat menutupi
hutang-hutangkepada pihak luar dan merupakan rasioyang mengukur hingga sejauh
manaperusahaan dibiayai dari utang. Item-itemtersebut penting karena
menggambarkanbagaimana kinerja perusahaan, karenaitulah manajemen akan
mengambiltindakan untuk meningkatkan ataumenurunkan nilai-nilai dari item
tersebutagar menghasilkan nilai yang dapatmenggambarkan kinerja perusahaan
yangbaik.Dari hasil olahan data yang telah dilakukan menggunakan eviews6, semua
variabel yang digunakan untuk mengukurpenerapan IFRS tidak
mempengaruhimanajemen laba. Pengujian pertama yangdilakukan menunjukkan bahwa tidakterdapat
pengaruh yang signifikan darivariabel pengukuran penerapan IFRSterhadap
nilaidiscreationary accrualspada perusahaan manufaktur yang terdaftardi BEI.
Sehingga dapat disimpulkanbahwa penerapan IFRS belum mampuuntuk mengurangi
terjadinya praktekmanajemen laba, sehingga hipotesis yangtelah dirumuskan
berbeda dengan hasilpenelitian yang telah dilakukan, danhipotesis 1 dalam
penelitian ini ditolak. Adopsi IFRS belum tentu dapat mengakomodasi
karakteristik khusus suatu negara. Hal ini terjadi karena IASB sebagai standard
setter dari IFRS memiliki anggota yang sebagian besar adalah negara maju. Oleh
karena itu, IFRS belum tentu sepenuhnya sesuai apabila diimplementasikan di
negara yang memiliki karakteristik berbeda dengan negara maju, sehingga pengadopsian
IFRS harus disesuaikan dengan karakteristik suatu negara agar proses
harmonisasi dapat mengakomodasi perbedaan karakteristik negara tersebut. Perbedaan
karakteristik suatuperusahaan atau pun negara secara umumjuga dapat menyebabkan
pemberlakuanadopsi IFRS ini tidak berjalan efektif.Faktor lain yang juga dapat
menjaditemuan pertimbangan melalui penelitianadalah mengenai waktu
pemberlakuanstandar. Penerapan IFRS ini masih baruberlaku di Indonesia,
kemungkinan belumsepenuhnya dapat diterapkan secarakeseluruhan dan efektif
sehingga masihmemungkinkan untuk terjadinyamn manajemen laba.
2.
Penerapan
IFRS dapat meningkatkan relevansi atau penerapan IFRS dapat mempengaruhi
relevansi nilai. Relevansi nilai dilihat dari nilai buku per lembar dan laba
bersih per lembar, dimana nilai buku per lembar merupakan salah satu penilaian
saham selain nilai pasar dan nilai buku yang dimiliki menunjukkan nilai aktiva
bersih yang dimiliki pemegang saham, sedangkan laba bersih per lembar (EPS)
adalah tingkat keuantungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih
perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba dan nilai buku merupakan dua
ukuran yang mengikhtisarkan laporan keuangan. Nilai buku merupakan ukuran
neraca atau aktiva bersih yang menghasilkan laba, sedangkan laba merupakan
ukuran laporan rugi laba yang mengikhtisarkan imbal hasil dari aktiva-aktiva
tersebut. Jadi, apabila nilai buku dan laba bersih yang dimiliki perusahaan
tersebut akan memiliki relevansi nilai yang juga meningkat. Pengukuran pengaruh
penerapanSAK (konvergensi IFRS) terhadaprelevansi nilai memfokuskan
padaperubahan nilaiadjusted R2 sebelum IFRSdan setelah IFRS. Setelah dilakukan
pengujian menggunakan eviews6, terlihat bahwa nilaiadjusted R2 setelah IFRS
lebihtinggi dibandingkan dengan nilaiadjustedR2 sebelum IFRS. Hasil ini
menunjukkanbahwa penerapan IFRS mampumeningkatkan relevansi nilai. Hasil
inimenunjukkan bahwa hipotesis yang telahdirumuskan sesuai dengan
hipotesissetelah dilakukan penelitian, dan hipotesis2 pada penelitian ini
diterima.
Penelitian yang dilakukan oleh Caecilia Widi Pratiwi
dengan judul “Komparasi Inforamasi Asimetrik sebelum dan sesudah Penerapan IFRS
pada Emiten dan Investor di Indonesia” dengan menggunakan objek penelitian
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003
hingga 2010. Menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan informasi asimetrik
yang diproksikan oleh bid-ask sebelum dan sesudah penerapan ifrs yang
signifikan pada emiten dan investor di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Ketut Tanti Kustina dengan
judul “Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS)
Bagi Pelaporan Akuntansi Perusahaan Di Indonesia” . menyimpulkan bahwa Adopsi
IFRS secara penuh bukan hanya sekadar perpindahan pendekatanakuntansi dari historikal
cost ke fairvalue. Inti masalah yang
lebih mendasaradalah perubahan konsep, paradigma, ataupola pikir, karena dengan
mengadopsiIFRS secara penuh berarti akan terjadiperalihan dari rule base ke principlesbased dalam sistem
akuntansi. Dampak konvergensi
InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS)pada sistem akuntansi antara
lain; adanyapeningkatan penggunaan nilai wajar (fairvalue) terutama untuk
properti investasi,beberapa aset tidak berwujud, asetkeuangan, dan aset
biologis. Dampak padasistem akuntansi selanjutnya adalah akanadanya penggunaan
” judgment” karenakarakteristik IFRS yang lebih berbasisprinsip (principle
based). Principle basedmengandung makna bahwa standarakuntansi tidak bersifat
ketat atau rigid,melainkan hanya memberikan prinsipprinsipumum standar
akuntansi yangharus diikuti untuk memastikanpencapaian kualitas informasi
tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan danobjektif, sedangkan rule
basedmengandung makna bahwa untukmencapai kualitas informasi tertentu
yangrelevan, dapat diperbandingkan, danobjektif, standar akuntansi harus
bersifatketat dan rigid. Dampak konvergensiInternational Financial
ReportingStandards (IFRS) pada sistem akuntansiyang terakhir adalah
penggunaanpersyaratan pengungkapan yang akan lebihbanyak, baik kualitatif
maupun kuantitatif,sejalan dengan data/informasi yangdigunakan untuk
pengambilan keputusanperusahaan. Dampak konvergensi International Financial
Reporting Standard (IFRS) pada sistem Informasi pada perusahaan Konvergensi International Financial Reporting
Standards (IFRS) akan berdampak pada sistem informasi dalamperusahaan, karena dengan
konvergensiIFRS akan menyebabkan perbedaanstandar yang signifikan antara IFRS
danstandar yang berlaku sebelumnya. Dampak konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) pada
Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan Konvergensi
International Financial Reporting Standards (IFRS) juga akanberdampak pada
sumber daya manusiakarena dengan adanya konvergensi IFRSyang menganut prinsip (principal
base)dan bukan rule base akan membutuhkansumber daya profesional
yang memilikikemampuan untuk melakukan judgmentdalam menggunakan standar
ini. Peralihanmenuju principle based standarmempunyai arti standar
akuntansi yang akan kita gunakan menjadi lebih bersifatfleksibel karena
aturan-aturan yang detailsudah disederhanakan kedalam beberapaprinsip-prinsip
dasar saja. Fleksibilitas dariIFRS inilah yang menjadikan peranprofessional
judgement lebih dibutuhkanbaik dalam hal mempersiapkan laporankeuangan
maupun dalam hal pengauditan.
Pengadopsian IFRS mensyaratkanakuntan maupun auditor untuk
memilikipemahaman mengenai kerangkakonseptual informasi keuangan agar
dapatmengaplikasikan secara tepat dalampembuatan keputusan. Dalam principalbase
system, akuntan akan membuatsejumlah estimasi yang harus
dipertanggungjawabkan dan mensyaratkansemakin banyak professional judgementFleksibilitas
dalamstandar IFRS yang bersifat principle basedakan berdampak pada tipe
dan jumlah skillprofessional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan
auditor. Pengadopsian IFRS mensyaratkanakuntan memuiki pengetahuan yang
cukupmengenai kejadian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan
secarafundamental sebelum membuat judgment.Berbagai estimasi yang dibuat
olehmanajemen perlu dinilai kelayakannyaoleh auditor sehingga auditor juga
dituntutmemiliki kemampuan mengitepretasikantujuan dari suatu standar. Selain
keahlianteknis, akuntan juga perlu memahamiimplikasi etis dan legal
dalamimplementasi standar. Dampak Konvergensi International Financial reporting standard (IFRS) pada
sistem informasi pada perusahaan Dalam hal
dampak konvergensi IFRS pada sistem organisasi perusahaan yangakan timbul
adalah tidak hanya mengubahcara organisasi membuat laporankeuangan, namun juga
mengubahbagaimana perusahaan menjalankanbisnisnya. Diperlukan
pengendalianinternal khususnya yang terkait denganpelaporan keuangan agar
perusahaan dapatmemnuhi semua persyaratan yangditetapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Caecilia Widi
Pratiwi dan Rita Desniwati. 2013. Komparasi Informasi Asimetrik sebelum dan
sesudah Penerapan IFRS pada Emiten dan Investor di Indonesia. Universitas
Gunadarma
Esti Laras dan
Nurul Fachriyah. 2013. Evaluasi Penerapa Standar Akuntansi Keuangan Dalam
Pelaporan Aset Biologis (Studi Kasus Pada Koperasi “M”). Universitas Brawijaya
Indrawati,
Novita. 2014. PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP ADOPSI SUKARELA INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS
DI INDONESIA. Jurnal Akuntansi. Vol.2. No.2
Kustina, Ketut
Tanti. 2012. Dampak Konvergensi International
Financial Reporting Standards (IFRS) Bagi Pelaporan Akuntansi Perusahaan Di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya. Vol.17.
No. 2
Melinda. 2014.
PENGARUH PENERAPAN SAK (KONVERGENSI IFRS) TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN
KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI).
Skripsi. Universitas Negeri Padang
Patralalita,
Cintantya Wasistha. 2014. DAMPAK ADOPSI IFRS TERHADAP PANJANG LAPORAN KEUANGAN
PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI. Skripsi. Universitas Diponegoro
Sianipar,
Glory A. E. M. 2013. ANALISIS KOMPARASI KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM
DAN SESUDAH PENGADOPSIAN PENUH IFRS DI INDONESIA. Skripsi. Universitas
Diponegoro
Widiastuti,
Rahayu. 2011. PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI IAS (INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS) KE
DALAM PSAK DI INDONESIA (Survei pada Etnis Tionghoa di Surakarta). Universitas
Sebelas Maret
Tidak ada komentar:
Posting Komentar