02/05/12

Pembangunan Nasional Indonesia

Arti pembangunan seringkali digunakan dalam hal yang sama dengan pengembangan. Sehingga istilah pembangunan dan pengembangan (development) dapat saling dipertukarkan. Namun berbagai kalangan di Indonesia cenderung menggunakan istilah pengembangan untuk beberapa hal yang spesifik. Meski demikian, sebenarnya secara umum kedua istilah tersebut diartikan secara tidak berbeda untuk proses-proses yang selama ini secara universal dimaksudkan sebagai pembangunan atau development (Rustiadi, 2006: vii-1). Ada yang berpendapat bahwa kata “pengembangan” lebih menekankan proses meningkatkan dan memperluas. 

Dalam pengertian bahwa pengembangan adalah melakukan sesuatu yang tidak dari “nol”, atau tidak membuat sesuatu yang sebelumnya tidak ada, melainkan melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah ada tapi kualitas dan kuantitasnya ditingkatkan atau diperluas (Rustiadi, 2006: vii-1). Sumitro (1994) mendefinisikan pembangunan sebagai “suatu transformasi dalam arti perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi diartikan sebagai perubahan dalam struktur ekonomi masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan bentuk susunan ekonomi. Menurut penulis, pemahaman Sumitro ini terkait dengan pandangan Arthur Lewis (1954) tentang pentingnya transformasi struktur ekonomi pertanian ke struktur ekonomi industri dalam upaya menuju pertumbuhan (dalam aspek ini pengertian pertumbuhan asosiatif dengan pembangunan) ekonomi. 



 
Masalah Pembangunan Nasional dalam Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
Berbagai masalah pembangunan nasional di Indonesia menjadi bahan pembicaraan yang sangat hangat di media-media nasional maupun internasional.  Disini kita akan membahas tentang masalah apa yang menyebabkan  Pembangunan Nasional tidak berjalan secara efektif dan efisien. 

1. Ketimpangan antar kawasan

 
Kesenjangan antar yang semakin besar disebabkan oleh beberapa faktor antara lain (Williamson) :
v  Adanya migrasi tenaga kerja antar daerah yang bersifat tidak selektif dan kurang`nya pengawasan tenaga kerja yang membanjir
v  Adanya migrasi modal antar daerah yang kemudian menjadi daya tarik bagi investor pada daerah lain
v  Perbedaan pembangunan sarana publik yang lebih padat sehingga memicu terjadinya kesenjangan dan ketimpangan antar daerah
v  Antar daerah kurang adanya keterkaitan yang menyebabkan penyebaran proses pembangunan menjadi kurang merata.
 
2. Wilayah Perbatasan yang Terpencil dan Kondisinya Masih Terbelakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan garis pantai sekitar 81.900 kilometer memiliki wilayah perbatasan dengan beberapa negara baik perbatasan darat maupun laut. Perbatasan Indonesia tersebar di tiga pulau, empat provinsi dan 15 kabupaten/kota.  Jika kita ketahui lebih jauh wilayah perbatasan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, serta merupakan wilayah yang sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Namun demikian, pembangunan di beberapa wilayah perbatasan tersebut masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan pembangunan di wilayah negara tetangga. Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah ini umumnya jauh lebih rendah dibandingkan dengan kondisi sosial ekonomi warga negara tetangga. Perlu kita sadari masih kurang mencukupi keberpihakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah  dalam pembiayaan pembangunan, terutama untuk pembangunan sarana dan prasarana ekonomi di wilayah-wilayah perbatasan dan pulau-pulau kecil. Lihat saja perbatasan Malaysia-Indonesia seperti Entikong, pembangunan sarana dan prasarana untuk mensejahterakan penduduk di wilayah itu seakan berjalan sendiri-sendiri. Efeknya kondisi penduduknya sangat memprihatinkan. Bahkan entikong lebih bergantung pada Malaysia. Seakan-akan pemerintah kita tidak berbuat apa-apa. Seharusnya pemerintah perlu melakukan proses pengembangan wilayah perbatasan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi melalui sektor-sektor unggulan daerah (misalnya potensi pariwisata).




3.  Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia
Tidak dapat dipungkiri adanya sumber daya manusia (SDM) merupakan subyek dan sekaligus obyek pembangunan. Pembangunan SDM dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk. Kualitas SDM Indonesia dilihat dari Indeks Pembangunan Manuasia (IPM), masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN. Rendahnya kualitas SDM Indonesia menyebabkan rendahnya produktivitas dan daya saing dalam berkompetisi dan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi untuk kedepannya. Berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan SDM Indonesia agar menjadi lebih. Kriteria SDM yang berkualitas ditandai dengan meningkatnya kesehatan serta pendidikan setiap individu.



4.    Korupsi terhadap anggaran pembangunan
Anggaran pembangunan yang tinggi akan rentan dikorupsi oleh pihak-pihak yang terkait. Banyak masalah yang bergulir dari pengelolaan dan penggunaan anggaran percepatan pembangunan yang seakan hilang tak ada informasi tak jelas kemana peruntukan anggaran tersebut Praktek korupsi anggaran proyek pembangunan akan berdampak buruk pada infrastruktur dan proses pembangunan dalam negeri. Tingkat kebocoran anggaran dan dana pembangunan selalu terjadi peningkatan.


Kebijakan Pemerintah dalam mengatasi masalah pembangunan nasional
Dalam upaya meningkatkan pembangunan nasional yang lebih baik, pemerintah, dan anggota masyarakat tidak hanya tergantung kepada peranan kepada sector swasta.peran pemerintah dan masyarakat merupakan hal yang bersifat komplementer





·         Bidang pendidikan dan kesehatan, yaitu dengan perluasan bidang pendidikan dan perbaikan makanan.
·          Fasilitas pelayanan umum, yaitu dengan perluasan transportsi, komunikasi, tenaga listrik dan prasaran lainnya.
·         Bidang pertanian, yaitu dengan land reform (redistribusi pemilikan tanah supaya penggunaan tanah lebih efisien dengan memberikan kepada petani luas tanah yang mendekati kemampuan maksimum seorang petani dala mengolah tanah, sehingga mereka dapat mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan hasilnya dapat langsung dinikmati).





PERMASALAHAN PEMBANGUNAN DI DKI JAKARTA


Permasalahan Sosial
Sebagaimana umumnya kota metropolitan, kota yang berpenduduk diatas 10 juta, Jakarta memiliki masalah Stress, Kriminalitas, dan Kemiskinan. Penyimpangan peruntukan lahan dan privatisasi lahan telah menghabiskan persediaan taman kota sehingga menambah tingkat stress Warga Jakarta. Kemacetan lalu lintas, Menurunnya interaksi social karena gaya hidup Individualistik juga menjadi penyebab stress. Tata ruang kota yang tidak partisipatif dan tidak humanis menyisakan ruang-ruang sisa yang mengundag tindak laku criminal. Penggusuran kampong miskin dan penggusuran lahan usaha informal oleh pemerintah Dki  adalah penyebab aktif kemiskinan di Dki.


Permasalahan Budaya
Pada dasarnya pembangunan pendidikan difokuskan untuk memperluas kesempatan memperoleh pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat di setiap jenjang pendidikan hingga SLTP, serta untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan dengan perkembangan dunia usaha. Disadari bahwa meskipun upaya perbaikan pendidikan telah berlangsung cukup lama, namun mutu  pendidikan selama ini masih belum memenuhi harapan.
 Dalam pengembangan pendidikan di Propinsi DKI Jakarta, ada dua factor yang harus dipertimbangkan, yaitu (1) faktor internal yang menyangkut efektivitas proses belajar mengajar yang pada kenyataannya sangat tergantung pada sarana dan prasarana belajar, kualitas dan kuantitas pengajar, metode mengajar dan kurikulum, serta pengelolaan persekolahan, dan (2) faktor eksternal yaitu menyangkut peran orang tua, masyarakat dan pemerintah dalam mendukung pembangunan pendidikan yang bermutu.
              Pada saat ini dunia pendidikan di Propinsi DKI Jakarta masih dihadapkan pada   beberapa permasalahan, yaitu (1) masih rendahnya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, (2) masih rendahnya kualitas guru dan relevansi pendidikan dengan dunia usaha, (3) masih lemahnya manajemen pendidikan, disamping belum terwujudnya kemandirian dan keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi, serta (4) kelengkapan sarana prasarana pendidikan.




 Permasalahan Ekonomi
            Pembangunan kesehatan akhir-akhir ini telah menjadi focus perhatian baik pemerintah daerah maupun masyarakat, karena terkait dengan kebutuhan dasar manusia dan salah satu faktor bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia yang tangguh dan berkualitas. Masalah kesehatan ini sangat menonjol terutama pada golongan masyarakat miskin. Pendapatan dan kesejahteraan yang rendah menyebabkan mereka lebih memfokuskan sumber penghasilannya pada pemenuhan kebutuhan makanan daripada kesehatan.
            Disamping itu, lingkungan perumahan yang tidak sehat, sebagian karena tinggal di pemukiman kumuh, menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat menjadi rendah dan rentan terhadap berbagai wabah penyakit. Permasalahan lainnya adalah masih rendahnya perilaku serta pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan. Sementara itu ketidakmampuan mengkonsumsi makanan yang bergizi dalam jumlah yang cukup, menyebabkan tingkat gizi pada masyarakat juga masih rendah, sehingga upaya untuk memenuhi mutu gizi masyarakat masih jauh dari harapan. Selanjutnya di bidang sarana dan prasarana kesehatan masih perlu ditingkatkan kapasitasnya terutama yang terkait dengan Puskesmas, agar pelayanan kesehatan dapat menyebar secara merata pada seluruh lapisan masyarakat dengan mutu yang lebih baik, termasuk peningkatan kualitas tenaga medik.



Permasalahan Politik
Berbicara tentang politik, politik adalah kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di suatu wilayah dan juga merumuskan serta melaksanakan segala sesuatu demi kepentingan bersama. Masalah politik yang terjadi di Provinsi dki Jakarta baru baru ini kita bisa lihat pemberitaan kenaikan harga BBm yang dijadikan kampanye politik untuk mengundangnya aspirasi rakyat, masalah korupsi  yang ada di dalam partai politik dan pemerintah menutup-tutupi nya sehingga nasib rakyat di permainkan oleh partai politik yang tak bisa mengatasinya.


Kebijakan yang telah di lakukan oleh Pemerintah





Pengembangan Sarana dan Prasarana perkotaan
Untuk menghasilkan kinerja antara lain:
v  Penanganan banjir, antara lain: tersedianya tahapan pembangunan insfrastruktur pengedalian banjir untuk mengurangi banjir dan genangan di 26 titik rawan banjir di dki Jakarta
v  Penanganan jaringan jalan, antara lain: optimalisasi, perluasaan dan penambahan jaringan jalan (termasuk jalan layang di Jakarta) terutama dalam rangka pengembangan wilayah daerah
v  Sumber air bersih, antara lain: beroperasinya sarana prasarana penyediaan air bersih bagi masyarakat yang belum terjangkau pelayanan air bersih pipaan.
v  Tersedianya fasilitas pejalan kaki dan pembuatan jalur bagi sepeda dengan jalur khusus dan fasilitas kendaraan Roda Dua.

Pembangunan Perhubungan dan Transportasi
Untuk menghasilkan kinerja antara lain meningkatnya kapasitas pelayanan angkutan umum, antara lain berfungsinya kelembagaan. Meningkatnya kualitas pelayanan busway koridor 1 sampai dengan 8, restrukturisasi trayek angkutan umum dan pengembangan system fendor, serta peningkatan kapasitas angkutan umum.

Meningkatkan Akses dan Mutu Pelayanan Pendidikan
Untuk mengatasi nya antara lain : tidak terjadinya putus sekolah bagi siswa SD,SMP,SMA,SMK berkurangnya anak usia sekolah yang tidak bersekolah, meningkatnya kompetensi guru dan kapasitas manajemen sekolah.

Pembangunan Budaya Keragaman
Diprioritaskan untuk mencapai kinerja antara lain :
v  Meningkatnya peran Jakarta sebagai kota budaya, antara lain : beroperasinya kawasan Kota Tua, Gedung Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM) sebagai gedung pentas kelas dunia, Perpustakaan Besar DKI Jakarta dan berfungsinya perkampungan budaya betawi sebagai sentra budaya betawi.
v   Menumbuhkembangkan toleransi terhadap perbedaan nilai kehidupan perkotaan yang multi kultural, antara lain melalui fasilitas budaya lokal dalam kehidupan multikultur, fasilitas temu budaya lokal/etnis deng




Permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar





RT (rumah tetangga)

Permasalahan nya:
Menumpuknya sampah-sampah warga yang belum dapat diatasi dengan baik, kurangnya penjagaan disetiap  rumah warga, kurangnya sosialisasi yang baik terhadap sesama rukun tetangga, kurang nya inforamasi yang di berikan pemerintah melalui RT,RW,Kelurahan,Kecamatan , kurangnya kerukunan dan kedamaian yang terjadi di masyarakat sekitar.

Mengatasinya:
Menghimpun dana dari warga untuk membuat tempat pembuangan sampah agar tidak menimbulkan penyakit yang tertular karena bakteri-bakteri yang terdapat pada sampah, melakukan penghijauan di lingkungan warga untuk terciptanya keindahan dan keasrian , sedap untuk di pandang, memupuk gotong royong atau kerja bakti terhadap sesame warga rukun tetangga agar terciptanya lingkungan yang baik yang bebas dari penyakit serta memperkuat rasa kebersamaan yang ada, dan menghindar peselisihan yang akan terjadi, melakukan pengawasaan atau pos ronda secara begiliran untuk menghindari tindak kejahatan dan keriminal yang tidak di inginkan.




 RW (Rukun Warga)

Permasalahan nya:
Tidak terkontrolnya pengawasaan terhadap warga pendatang baru yang pindah di tempatnya sekitar, tidak adanya kesadaran warga jika ada pengunjung atau bertamu ke rumah nya wajib lapor ke pihak RW, kurangnya informasi yang diberikan oleh kecamatan sekitar untuk melakukan peninjauan terhadap warga asing yang masuk ke daerahnya.

Mengatasinya:
Rukun warga melakukan peninjauan ulang terhadap proses pelaporan 1x24 jam untuk warga asing yang datang ke daerahnya, melakukan proses pelanggaran saksi apabila pendatang baru tidak melaporkan bahwa dia akan pindah ke daerahnya, atau saksi pemulangan pendatang baru ketempat asalnya.


Kelurahan
Permasalahan nya:
Lambat nya proses penanganan kewajiban yang dilakukan oleh masyarakat untuk mengurus KTP, KK, surat keterangan, surat pindah dan lain nya, adanya campur tangan uang yang di ikut sertakan dalam mempelancar proses transaksi tersebut. Kurang di realisasikan kepada RT, RW sehingga warga tidak dapat mengetahui informasi tentang perubahan segala kepengurusan.


Mengatasinya:
Adanya tindak lanjut saksi yang diberikan kepada aparat-aparat yang bekerja di kelurahan atas kecurangan dalam melayani warga masyarakat secara menyeluruh, diberikan nya aspirasi masyarakat agar aparat bisa menjalankan tugasnya dengan baik , menanamkan sikap kejujuran dalam bekerja secara ikhlas bukan uang diatas namakan untuk bekerja




Kecamatan

Permasalah nya:

Desentralisasi tidak berjalan dengan baik dan benar, terbukti dengan masih banyaknya wewenang atau urusan yang sudah diserahkan kepada daerah masih tetap ditangani oleh pusat, Meskipun dana pembangunan dari pusat untuk daerah ada yang besifat block grant, namun pada pelaksanaannya masih penuh dengan berbagai intervensi dari pusat yang disalurkan melalui pedoman umum, juklak, juknis dan berbagai pengarahan lainnya,  Partisipasi masyarakat selaku penerima manfaat dan penanggung resiko sangat lemah, walaupun secara legal aspirasi masyarakat seharusnya dicerminkan atau disuarakan oleh wakil rakyat di DPRD. Hasil-hasil dari berbagai forum koordinasi di daerah acapkali tidak digubris oleh instansi pusat dengan berbagai alasan. Forum koordinasi hanya merupakan ajang kenduri yang bersifat ritual setiap tahun. Forum koordinasi ala P5D lebih banyak ke arah forum penyelarasan shopping list atau daftar kemauan ketimbang proses perencanaan. Mengingat proses birokrasi yang ditempuh cukup memakan waktu yang panjang, masyarakat tidak mendapatkan kepastian kapan keinginannya akan terwujud.

Mengatasinya:

mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan, menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah, maupun antara pusat dan daerah, menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, dan menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.