23/06/15

Analisis Variabel Makro Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)



Latar Belakang
Investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa datang. Umumnya investasi dikategorikan dua jenis yaitu, real assets dan financial assets. Asset rill bersifat berwujud seperti gedung, kendaraan serata tanah. Sedangkan aset keuangan merupakan dokumen klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva rill pihak yang menerbitkan sekurtitas tersebut. Pasar modal merupakan salah satu alternatif investasi bagi para investor serta mempunyai peranan penting dalam suatu negara. Peranan pasar modal antara lain adalah 1. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga surat berharga yang diperjualbelikan, 2. Memberikan kesempatan kepada pemodal untuk menentukan hasil yang diharapkan, 3. Memberikan kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya, 4. Menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian, 5. Mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga. Melalui pasar modal, investor dapat melakukan investasi di beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek baru yang ditawarkan atau diperdagangkan di pasar modal. Investasi pasar modal selain memberikan keuntungan juga mengandung resiko. Besar kecilnya resioko di pasar modal dipengaruhi oleh keadaan negara, khususnya di bidang ekonomi, politik, dan sosial. Keadaan di dalam perusahaan dapat juga mempengaruhi naik atau turunya suatu harga saham.
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara larena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi keuangan dan fungsi ekonomi. Dalam fungsi ekonomi pasar modal menyediakan fasilitas memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang memerluka dana. Dengan menginvestasikan dana tersebut, pihak yang kelebihan dana mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Sedangkan dari sisi pihak yang memerlukan dana, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan.ada beberapa daya tarik dari pasar modal, yaitu (1) diharapkan pasar modal ini akan bisa menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. (2) pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai pilihan investasi yang sesuai denga prefensi resiko mereka. Seandainya tidak ada pasar modal maka para lenders mungkin hanya bisa menginvestasikan dana mereka ke dalam sistem perbankan, selain alternatif investasi di real assets. Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portfolio sesuai dengan resiko yang mereka siap tanggung dan keuantungan yang mereka harapkan.
Dalam keadaan pasar modal yang efisien, hubungan yang positif antara resiko dan keuntungan yang diharapkan akan terjadi. Sehubungan dengan itu maka pasar modal memungkinkan terjadinya alokasi dana yang efisien. Daya tarik pasar modal adalah karena pasar modal menjadi lembaga intermediasi untuk mengumpulkan dana dari masyarakat yang mempunyai surplus dana. Kelebihan lain dibanding perbankan adalah pasar modal bisa mengumpulkan dana bukan hanya dengan cara hutang akan tetapi juga dengan cara ikut serta dalam permodalan, sehingga rasio hutang terhadap modal bisa dibuat seefisien mungkin. Keberhasilan pembentukan pasar modal yang dipenagruhi oleh penawaran dan permintaan, diantaranya yaitu : (1 )permintaan sekuritas, (2) penawaran sekuritas, (3) kondisi politik dan ekonomi, (4) masalah hukum dan peraturan, (5) keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal dan berbagai lembaga yang memungkinkan dilakukan transaksi secara efisien. Untuk mengukur kinerja saham yang diperdagangkan di suatu bursa digunakan suatu indeks, yaitu Indeks harga Saham Gabungan (IHSG), yang merupakan nilai yang digunakan untuk mengukut kinerja saham yang tercatat di suatu bursa efek. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seluruh saham memnggambarkan suatu rangkaian informasi historis mengenai pergerakan hargsa saham gabungan seluruh saham, sampai pada tanggal tertentu. Biasanya pergerakan harga saham tersebut disajikan setiap hari, berdasarkan harga penutupan di bursa pada hari tersebut. Indeks tersebut disajikan untuk periode tertentu. Indeks harga saham gabungan berubah setiap hari karena (1) perubahan harga pasar yang terjadi setiap hari  (2) adanya saham tambahan pertambahan jumlah saham beredar berasal dari emisi baru, yaitu masuknya emiten baru yang tercatat di Bursa Efek, atau terjadi tindakan corporate action berupa stock split , right, waran, deviden saham, saham bonus, dan saham konversi. Perubahan dan perkembangan yang terjadi di berbagai variabel ekonomi suatu negara akan memberikan pengaruh pada pasar modal. Apabila suatu indikator ekonomi makro jelek maka akan berdampak buruk bagi perkembangan pasar modal. Tetapi apabila suatu indikator ekonomi baik maka akan memberi pengaruh yang baik pula terhadap kondisi pasar modal .lingkungan ekonomi makro adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan pertumbujan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari kondisi vauabel makronya. Variabel makronya tersebut antara lain inflasi, nilai tukar rupiah, jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga SBI. Ahli-ahli ekonomi klasi mengemukakan apabila perekonomian telah mencapai kesempatam kerja penuh. Pertambahan uang akan menimbulkan inflasi yang lajunya proposional dengan pertambahan uang yang berlaku. Golongan monetaris lebih yakin lain akan peranan uang dalam mendorong perkembangan perekonomian, disamping menyadari kemungkinan berlakunya investasi apbila pertambahannya tidak diatur dan disesuaikan dengan potensi pertumbuhan ekonomi.
Inflasi meupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan.. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi makro yang terlalu panas. Dalam perekonomian  modern sekarang penyebab inflasi sangat kompleks. Hal ini terjadi bukan  saja karena  penawaran uang yang berlebihan tetapi juga oleh banyak faktor lain seperti kenaikan gaji, ketidakstabilan politik, pengaruh inflasi di luar negeri dan kemerosotan nilai mata uang.  Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang. Bila laju inflasi terlalu cepat atau  tinggi akan  merusak struktur ekonomi dan  melemahkan kinerja perekomian suatu negara. Untuk mengatasinya, salah  satu  langkah yang diambil oleh Bank Indonesia adalah melakukan kebijakan uang ketat. Kebijakan ini dilakukan dengan jalan mengurangi  jumlah  pasokan  uang yang berdampak pada meningkatnya suku bunga. Tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan  mempengaruhi nilai sekarang aliran kas perusahaan, sehingga kesempatankesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan  return  yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Namun Bank Indonesia hanya memilki  kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang berasal dari sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari sisi penawaran (bencana alam, kemarau, distribusi tidak lancar, dll) sepenuhnya di luar kendali Bank Indonesia. Perubahan  satu variabel ekonomi memiliki dampak yang berbeda terhadap setiap jenis saham, yaitu suatu saham dapat terkena dampak positif sedangkan saham lainnya terkena  dampak negatif.  Pemerintah dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi melalui kebijakan fiskal  (pajak) dan kebijakan moneter (peredaran uang). Kebijakan pajak dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah uang yang beredar dengan menurunkan atau menaikkan tarif pajak. Sementara itu, kebijakan moneter dilaksanakan oleh bank Sentral melalui tiga cara, yaitu : (1) perubahan reserve requirements, (2) perubahan discount rate, (3) open market operation. Menguatnya krs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi dan menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Perkembangan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi suatu negara akan memberikan  pengaruh  pada pasar modal. Apabila suatu indikator ekonomi makro jelek, maka akan berdampak buruk bagi perkembangan  pasar modal. Tetapi apabila suatu indikator ekonomi baik, maka akan memberikan engaruh yang baik pula terhadap kondisi pasar modal. Kemapuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi makro di masa datang, akan sangat berguna dalam pengambilan keputusan investasi yang menguntungkan.
Prospek perusahaan sangat tergantung dari prospek keuntungan yang dimilki perusahaan. Karena prospek perusahaan sangat tergantung dari keadaan ekonomi secara keseluruhan, maka analisis penilaian saham yang dilakukan investor juga harus mempehitungkan beberapa variabel makro yang mempengaruhi kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena  nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat return yang disyaratkan atas investasi tersebut, dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan ekonomi makro. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal akan terkait dengan perubahan yang terjadi padavariabel makro ekonomi. Siegel (1991) dalam bukunya Tandellin menyimpulkan adanyahubungan yang kuat antara harga saham dan kinerja ekonomi makro danmenemukan bahwa perubahan perubahan harga saham selalu terjadisebelum terjadinya perubahan ekonomi.  Ada dua alasan  yang mendasarinya. Pertama, harga saham yang terbentuk merupakan  cerminanekspektasi investor terhadap  earning, deviden, maupun tinkat bunga yangakan terjadi. Kedua, kinerja pasar modal akan bereaksi terhadap  perubahanperubahan ekonomi makro. Ketika investor menentukan  harga saham yang tepat sebagai refleksi perubahan variabel makro yang akan terjadi, maka masuk akal jika dikatakan harga saham terjadi sebelum perubahan ekonomimakro benar-benar terjadi.Pengamatan terhadap perubahan  dalam indikatormakro dipercaya bisa membantu  investor dalam  meramalkan apa yangakan terjadi pada perubahan pasar modal. fundamental harga suatu saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dankemungkinan resiko yang dihadapi perusahaan. Kinerja perusahaantercermin dari laba operasional dan laba bersih per saham serta beberapa rasio keuangan yang menggambarkan kekauatan manajemen dalammengelola perusahaan. Resiko perusahaan tercermin dari daya tahanperusahaan dalam menghadapi siklus ekonomi serta faktor makro danmakro non ekonomi. Dengan kata lain, kinerja perusahaan dan resiko yangdihadapi dipengaruhi oleh faktor makro dan mikro ekonomi.
Metode Penelitian
            Jenis penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif, dimana peneliti mengkaji masalah  ini dengan uji  statistik. Penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasil analisis data. Adapun pendekatan yang digunakan adalah studi deskriptif yaitu untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih variabel tanpa membuat perbandingan. Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa jumlah jumlah uang yang beredar, inflasi, tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah serta  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode pengumpulan data dengan dokumentasi .  Metode analisa yang digunakan untuk menganalisa data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adaah dengan menggunakan analisa kuantitatif dengan menggunakan angka atau model matematis untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel makro terhadap Indeks harga Saham  Gabungan (IHSG).Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan analisis regresi berganda.
Pembahasan
Pengujian Asumsi
Hasil dari pengujian asumsi klasik didapatkan hasil  bahwa tidak terjadi autokorelasi. Dari pengujian heterokedastisitas diketahui bahwa variabel  jumlah uang  yang beredar  terjadi  heteroskedastisitas, sedangkan varibel  tingkat suku bunga SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah tidak terjadi heteroskedastisitas dengan ditunjukkan  nilai signifikan t lebih kecil dari α =0.05. Sehingga pada variabel jumlah uang yang beredar dilakukan pengobatan dengan model weight estimation. Dari uji multikolinieritas didapatkan hasil bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Sedangkan dalam uji normalitas diketahui bahwa data berdistribusi normal.
Hasil Analisis
Hasil uji F pada tabel 1, menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 434,723, sedangkan nilai F tabel 1,960 (434,723 > 1,960).  Hal ini menunjukkan bahwa variabel makro ( jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga SBI, inflasi dan nilai tukar rupiah) berpengaruh signifikan terhadap IHSG. Sedangkan nilai R square pada tabel  2,  sebesar  95,7%, memberikan  makna bahwa 95,7% Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dipengaruhi oleh variabel makro ekonomi  yaitu  inflasi, jumlah uang yang beredar , tingkat suku bunga SBI, dan nilai tukar.

Dari hasil uji t pada tabel 3 menunjukkan bahwa:
1. Variabel  jumlah  uang  yang beredar  mempunyai t hitung sebesar 0,001  yang lebih kecil dari α =0,05. Hasil ini memperlihatkan bahwa jumlah uang yang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG.
2. Variabel suku bunga SBI mempunyai t hitung  sebesar  0,068 yang lebih besar dari    α =0,05, Hasil ini memperlihatkan bahwa suku bunga SBI tidak  berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. 
3. Varibel inflasi  mempunyai  t  hitung  sebesar 0,387 yang lebih besar dari  α =0,05, Hasil ini memperlihatkan bahwa suku bunga SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. 
4. Varibel  nilai tukar rupiah mempunyai t hitung sebesar 0,999  yang  lebih besar dari α =0,05, Hasil ini memperlihatkan bahwa nilai tukar rupiah tidak  berpengaruh secara signifikan terhadap IHSG. 

Pengaruh Variabel Makro Ekonomi (Jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
            Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh secara bersama-sama variabel makro ekonomi (jumlah uang yang beredar, tingkat suku bungan SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah) yang terdapat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Variabel tingkat suku bunga SBI berpengaru negatif terhadap Indeks Harga saham Gabungan (IHSG). Hal ini berarti jika tingkat suku bunga SBI naik maka IHSG akan menjadi turun. Pada saat tingkat suku bunga SBI baik maka IHSG akan menjadi turun. Pada saat tingkat suku bunga SBI naik maka IHSG akan menjadi turun. pada saat tingkat suku bunga SBI naik maka akan menyebabkan investor cenderung menginkvestasikan dananya di bank, daripada menginvestasikan dananya di pasar modal. Pada saat tingkat inflasi mengalami perubahan maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap IHSG. Kenaikan inflasi disebabkan oleh tingginya permintaan dalam pasar barang akan meningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat, hal ini terjadi karena suku bunga rendah menyebabkan investor lebih menyukai untuk menginvestasikan dananya di dalam pasar modal, yaitu dengan membeli saham, akibatnya IHSG menjadi naik. Demikian juga nilai tukar rupiah. Pada saat rupiah menguat dollar dilepas dan pada saat rupiah melemah dollar dibeli. Investor akan melakukan aksi beli yang tinggi ketika indeks cukup bagus melemah dan kemudian menjualnya kembali pada saat indeks naik, karena mereka memiliki atau didukung dana yang besar dan aksi jual saham akan memicu penurunan IHSG. Prospek perusahaan sangat bergantung dari peluang keuntungan yang dimiliki perusahaan. Karena prospek perusahaan sangat bergantung dari keadaan ekonomi secara keseluruhan, maka analisis penilaian saham yang dilakukan olhe investor harus mempertimbangkan variabel makro yang mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pasar modal mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro. Karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat retur yang disyaratkan atas investadi tersebut. Fluktuasi yang terjadi di pasar modal terkait dengan perubahan yang terjadi pada variabel makro. Harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor earning, aliran kas, dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketiga faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro.
Variabel makro Ekonomi (jumlah uang yang beredar ) Berpengaruh Dominan terhadap Indeks harga Saham Gabungan (IHSG)
Temuan penelitian menunjukkan bahwa indikator makro ekonomi, yaitu jumlah uang  yang beredar berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa variabel makro ekonomi berpengaruh secara simultan terhadap indeks harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari indikator variabel makro, jumlah uang beredar berpengaruh dominan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. Variabel makro ekonomi terbukti memberikan pengaruh secara simultan terhadap indeks harga saham gabungan di BEI, untuk itu investor perlu cermat dan waspada terhadap situasi pasar yang sedang berlangsung dengan memperhatikan perubahan indikator makro dan kebijakan moneter yang diambil pemerintah dalam mengambil keputusan investasi mereka sehingga mereka tidak mengalami kerugian.








Daftar Pustaka
Amperaningrum, Izzati. 2011. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Mata Uang dan Tingkat Inflasi Terhadap Perubahan Harga Saham Sub Sektor Perbankan Di Bursa Efek Indonesia. Proceeding PESAT. Universitas Gunadarma.
Astuty, Pudji. 2008. Analisis Tolak Ukur Stabilitas Terhadap Penghimpunan Dana Masyarakat Serta dampak Terhadap Kemampulabaan Bank.
Ditria, Yoda et all. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai tukar Rupiah dan Jumlah Ekspor Terhadp Tingkat Kredit Pebankan.
Haryogo, Ardy. 2013. Pengaruh nilai Tukar dan Indeks Dow Jones Terhadap Composite Index di Bursa Efek Indonesia. Universitas Kristen Petra.
Irwanto, Agus dan Mukhlis. Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan PDRB Terhadap Deposito Di Provinsi Aceh Berdasarkan Data Tahun 2005-2010. Universitas Almuslim Peusangan Bireuen.
Izzah, Nurul. 2012. Analisis Pengaruh Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Regional Terhadap Stabilitas Harga dan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah (periode 2001-2010). Universitas Negeri Semarang.
Purnomo, lisa wahyuningrum. 2003. Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Tesis. Universitas Diponegoro.
Tandelilin, Enduardus, 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio, penerbit BPFE, Yogyakarta.
Yuliana, Indah. 2010. Analisis Pengaruh variabel Makro terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar