13/06/15

IMPLEMENTASI IFRS TERHADAP LAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan yang akan bermanfaat bagi penggunaa laporan keuangan dalam pengambilan keputusan investasi. Dalam sebuah laporan keuangan, manajer harus memberikan informasi yang bersifat informatif dan terbuka agar menghasilkan sebuah informasi laporan keuangan yang berkualitas. aporan keuangan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas apabila laporan keuangan tersebut relevan (relevance) dan andal (reliability). Informasi laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan. Kerelevanan menurut Soewardjono (2005) adalah kemampuan informasi untuk membantu pengguna laporan keuangan dalam membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga mereka menghasilkan keputusan yang tepat. Dalam menggambarkan peran informasi akuntansi yang relevan sebagai dasar pengambilan keputusan, maka digunakan relevansi nilai informasi akuntansi.Relevansi nilai informasi akuntansi adalah kemampuan angka-angka akuntansi yang merangkum informasi yang mendasari harga saham, sehingga relevansi nilai diindikasikan dengan sebuah hubungan statistikal antara informasikeuangan dengan return saham. Relevansi nilai informasi akuntansi dilihat dari pengaruh harga saham terhadap nilai buku dan laba bersih. Perusahaan dengan relevansi nilai informasi akuntansi yang meningkat, dapat diasumsikan bahwa perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang berkualitas. Informasi laporan keuangan dapatdikatakan andal apabila menghasilkan suatu laporan keuangan yang bebas dari kesalahan dan dapat diandalkan.
Keterandalan adalah kemampua informasi untuk memberi keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid. Informasi memiliki kualitas yang andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur.  Keterandalan suatu informasi laporan keuangan dapat dilihat dari praktek manajemen laba suatu perusahaan. Manajemen labaadalah suatu intervensi dengan maksudtertentu terhadap proses pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja untuk  memperoleh beberapa keuntungan pribadi . Jika manajemen laba suatu perusahaan berkurang maka informasi laporan keuangan yang dimiliki perusahaan berkualitas dan dapat diandalkan. Laporan keuangan yang berkualitas dapat dilihat dari berkurangnya praktek manajemen laba dan meningkatnya  relevansi nilai informasi akuntansi. Kualitas laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dipakai oleh perusahaan. Dimitropoulus (2013) menyatakan bahwa informasi laporan keuangan lebih berkualitas apabila perusahaan menggunakan SAK (konvergensi IFRS) dibandingkan dengan standar lokal atau standar yang diterapkan oleh suatu negara. International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah suatu standar internasional yang diterbitkan oleh International Acconting Standards Board (IASB). Dimana manfaat dari penggunaan SAK (konvergensi IFRS) meliputi harmonisasi praktik akuntansi di seluruh negara yang mengadopsi, yang nantinya akan mengarah ke komparatif yang lebih tinggi, biaya transaksi yang lebih rendah, dan meningkatkan investasi internasional. Selain itu, dengan menerapkan SAK (konvergensi IFRS)perusahaan akan bertindak optimal dalam meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan. Di Indonesia lembaga yang membuat dan menetapkan standar akuntansi keuangan akan mewajibkan seluruh perusahaan yang beroperasi agar membuat laporan keuangan yang berpedoman pada SAK (konvergensi IFRS).
Pengaruh penerapan SAK(konvergensi IFRS) terhadap kualitas informasi laporan keuangan dapat dilihat dari dua alat ukur, yaitu manajemen laba dan relevansi nilai informasi akuntansi. Penerapan SAK (konvergensi IFRS) dapat  mengurangi manajemen laba karena dalam  SAK (konvergensi IFRS) disyaratkan adanya pengungkapan penuh (full disclosure). Dengan adanya full disclosure, manajer lebih hati-hati dalam melakukan tindakan dan tidak berani untuk melakukan praktek manajemen laba sehingga menghasilkan informasi laporan keuangan yang jujur dan informatif. Penerapan SAK (konvergensi IFRS) dapat meningkatkan relevansi nilai informasiakuntansi karena menggunakan nilaiwajar, dimana angka-angka akuntansi yang tersedia telah menggambarkan keadaan ekonomik perusahaan yang sebenarnya dan dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Melinda dengan judul "Pengaruh Penerapan SAK (Konvergensi IFRS) Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan” dengan objek adalah perusahaan manufaktur terdaftar di BEI dari tahun 2009 sampai tahun 2012. Menyimpulkan bahwa kualitas informasi laporan keuangan dilihat dari dua alat ukur yaitu manajemen laba dan relevansi nilai, sehingga dalam penelitian tersebut terdapat 2 mode yaitu model 1 (pengaruh penerapan SAK (konvergensi IFRS) terhadap manajemen laba) dan model 2 (pengaruh penerapan SAK (konvergensi IFRS) terhadap relevansi nilai. Berdasarkan hasil temuan penelitian tersebut dan pengujian hipotesis yang diajukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penerpan IFRS tidak dapat mengurangi praktek manajemen laba atau penerapan IFRS tidak dapat menpengaruhi praktek manajemen laba. Manajemen laba suatu perusahaandapat dilihat dari arus kas, market value,operating profit margin, dan debt equityratio. Arus kas merupakan informasirelevan mengenai penerimaan danm pengeluaran kas perusahaan. Market valuetercermin dari harga saham dan jumlahsaham biasa yang beredar, dimana hargasaham merupakan indikator kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan.Operating profit margin merupakan rasiopengukuran probabilitas yang bergunauntuk mengukur kemampuan perusahaandalam menghasilkan laba. Debt equityratio menggambarkan sejauh mana modalpemilik dapat menutupi hutang-hutangkepada pihak luar dan merupakan rasioyang mengukur hingga sejauh manaperusahaan dibiayai dari utang. Item-itemtersebut penting karena menggambarkanbagaimana kinerja perusahaan, karenaitulah manajemen akan mengambiltindakan untuk meningkatkan ataumenurunkan nilai-nilai dari item tersebutagar menghasilkan nilai yang dapatmenggambarkan kinerja perusahaan yangbaik.Dari hasil olahan data yang telah dilakukan menggunakan eviews6, semua variabel yang digunakan untuk mengukurpenerapan IFRS tidak mempengaruhimanajemen laba. Pengujian pertama yangdilakukan menunjukkan bahwa tidakterdapat pengaruh yang signifikan darivariabel pengukuran penerapan IFRSterhadap nilaidiscreationary accrualspada perusahaan manufaktur yang terdaftardi BEI. Sehingga dapat disimpulkanbahwa penerapan IFRS belum mampuuntuk mengurangi terjadinya praktekmanajemen laba, sehingga hipotesis yangtelah dirumuskan berbeda dengan hasilpenelitian yang telah dilakukan, danhipotesis 1 dalam penelitian ini ditolak. Adopsi IFRS belum tentu dapat mengakomodasi karakteristik khusus suatu negara. Hal ini terjadi karena IASB sebagai standard setter dari IFRS memiliki anggota yang sebagian besar adalah negara maju. Oleh karena itu, IFRS belum tentu sepenuhnya sesuai apabila diimplementasikan di negara yang memiliki karakteristik berbeda dengan negara maju, sehingga pengadopsian IFRS harus disesuaikan dengan karakteristik suatu negara agar proses harmonisasi dapat mengakomodasi perbedaan karakteristik negara tersebut. Perbedaan karakteristik suatuperusahaan atau pun negara secara umumjuga dapat menyebabkan pemberlakuanadopsi IFRS ini tidak berjalan efektif.Faktor lain yang juga dapat menjaditemuan pertimbangan melalui penelitianadalah mengenai waktu pemberlakuanstandar. Penerapan IFRS ini masih baruberlaku di Indonesia, kemungkinan belumsepenuhnya dapat diterapkan secarakeseluruhan dan efektif sehingga masihmemungkinkan untuk terjadinyamn manajemen laba.
2.      Penerapan IFRS dapat meningkatkan relevansi atau penerapan IFRS dapat mempengaruhi relevansi nilai. Relevansi nilai dilihat dari nilai buku per lembar dan laba bersih per lembar, dimana nilai buku per lembar merupakan salah satu penilaian saham selain nilai pasar dan nilai buku yang dimiliki menunjukkan nilai aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham, sedangkan laba bersih per lembar (EPS) adalah tingkat keuantungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba dan nilai buku merupakan dua ukuran yang mengikhtisarkan laporan keuangan. Nilai buku merupakan ukuran neraca atau aktiva bersih yang menghasilkan laba, sedangkan laba merupakan ukuran laporan rugi laba yang mengikhtisarkan imbal hasil dari aktiva-aktiva tersebut. Jadi, apabila nilai buku dan laba bersih yang dimiliki perusahaan tersebut akan memiliki relevansi nilai yang juga meningkat. Pengukuran pengaruh penerapanSAK (konvergensi IFRS) terhadaprelevansi nilai memfokuskan padaperubahan nilaiadjusted R2 sebelum IFRSdan setelah IFRS. Setelah dilakukan pengujian menggunakan eviews6, terlihat bahwa nilaiadjusted R2 setelah IFRS lebihtinggi dibandingkan dengan nilaiadjustedR2 sebelum IFRS. Hasil ini menunjukkanbahwa penerapan IFRS mampumeningkatkan relevansi nilai. Hasil inimenunjukkan bahwa hipotesis yang telahdirumuskan sesuai dengan hipotesissetelah dilakukan penelitian, dan hipotesis2 pada penelitian ini diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Caecilia Widi Pratiwi dengan judul “Komparasi Inforamasi Asimetrik sebelum dan sesudah Penerapan IFRS pada Emiten dan Investor di Indonesia” dengan menggunakan objek penelitian perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003 hingga 2010. Menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan informasi asimetrik yang diproksikan oleh bid-ask sebelum dan sesudah penerapan ifrs yang signifikan pada emiten dan investor di Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Ketut Tanti Kustina dengan judul “Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) Bagi Pelaporan Akuntansi Perusahaan Di Indonesia” . menyimpulkan bahwa Adopsi IFRS secara penuh bukan hanya sekadar perpindahan pendekatanakuntansi dari historikal cost ke  fairvalue. Inti masalah yang lebih mendasaradalah perubahan konsep, paradigma, ataupola pikir, karena dengan mengadopsiIFRS secara penuh berarti akan terjadiperalihan dari rule base  ke principlesbased dalam sistem akuntansi.   Dampak konvergensi InternationalFinancial Reporting Standards (IFRS)pada sistem akuntansi antara lain; adanyapeningkatan penggunaan nilai wajar (fairvalue) terutama untuk properti investasi,beberapa aset tidak berwujud, asetkeuangan, dan aset biologis. Dampak padasistem akuntansi selanjutnya adalah akanadanya penggunaan ” judgment” karenakarakteristik IFRS yang lebih berbasisprinsip (principle based). Principle basedmengandung makna bahwa standarakuntansi tidak bersifat ketat atau rigid,melainkan hanya memberikan prinsipprinsipumum standar akuntansi yangharus diikuti untuk memastikanpencapaian kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan danobjektif, sedangkan rule basedmengandung makna bahwa untukmencapai kualitas informasi tertentu yangrelevan, dapat diperbandingkan, danobjektif, standar akuntansi harus bersifatketat dan rigid. Dampak konvergensiInternational Financial ReportingStandards (IFRS) pada sistem akuntansiyang terakhir adalah penggunaanpersyaratan pengungkapan yang akan lebihbanyak, baik kualitatif maupun kuantitatif,sejalan dengan data/informasi yangdigunakan untuk pengambilan keputusanperusahaan. Dampak konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) pada sistem Informasi pada perusahaan Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) akan berdampak pada sistem informasi dalamperusahaan, karena dengan konvergensiIFRS akan menyebabkan perbedaanstandar yang signifikan antara IFRS danstandar yang berlaku sebelumnya. Dampak konvergensi International Financial Reporting Standard (IFRS) pada Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) juga akanberdampak pada sumber daya manusiakarena dengan adanya konvergensi IFRSyang menganut prinsip (principal base)dan bukan rule base akan membutuhkansumber daya profesional yang memilikikemampuan untuk melakukan judgmentdalam menggunakan standar ini. Peralihanmenuju principle based standarmempunyai arti standar akuntansi yang akan kita gunakan menjadi lebih bersifatfleksibel karena aturan-aturan yang detailsudah disederhanakan kedalam beberapaprinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dariIFRS inilah yang menjadikan peranprofessional judgement lebih dibutuhkanbaik dalam hal mempersiapkan laporankeuangan maupun dalam hal pengauditan.  Pengadopsian IFRS mensyaratkanakuntan maupun auditor untuk memilikipemahaman mengenai kerangkakonseptual informasi keuangan agar dapatmengaplikasikan secara tepat dalampembuatan keputusan. Dalam principalbase system, akuntan akan membuatsejumlah estimasi yang harus dipertanggungjawabkan dan mensyaratkansemakin banyak professional judgementFleksibilitas dalamstandar IFRS yang bersifat principle basedakan berdampak pada tipe dan jumlah skillprofessional yang seharusnya dimiliki oleh akuntan dan auditor. Pengadopsian IFRS mensyaratkanakuntan memuiki pengetahuan yang cukupmengenai kejadian maupun transaksi bisnis dan ekonomi perusahaan secarafundamental sebelum membuat judgment.Berbagai estimasi yang dibuat olehmanajemen perlu dinilai kelayakannyaoleh auditor sehingga auditor juga dituntutmemiliki kemampuan mengitepretasikantujuan dari suatu standar. Selain keahlianteknis, akuntan juga perlu memahamiimplikasi etis dan legal dalamimplementasi standar. Dampak Konvergensi International Financial reporting standard (IFRS) pada sistem informasi pada perusahaan Dalam hal dampak konvergensi IFRS pada sistem organisasi perusahaan yangakan timbul adalah tidak hanya mengubahcara organisasi membuat laporankeuangan, namun juga mengubahbagaimana perusahaan menjalankanbisnisnya. Diperlukan pengendalianinternal khususnya yang terkait denganpelaporan keuangan agar perusahaan dapatmemnuhi semua persyaratan yangditetapkan.






DAFTAR PUSTAKA

Caecilia Widi Pratiwi dan Rita Desniwati. 2013. Komparasi Informasi Asimetrik sebelum dan sesudah Penerapan IFRS pada Emiten dan Investor di Indonesia. Universitas Gunadarma
Esti Laras dan Nurul Fachriyah. 2013. Evaluasi Penerapa Standar Akuntansi Keuangan Dalam Pelaporan Aset Biologis (Studi Kasus Pada Koperasi “M”).  Universitas Brawijaya
Indrawati, Novita. 2014. PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP ADOPSI SUKARELA INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING STANDARDS DI INDONESIA. Jurnal Akuntansi. Vol.2. No.2
Kustina, Ketut Tanti. 2012. Dampak Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) Bagi Pelaporan Akuntansi Perusahaan Di Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi STIE Triatma Mulya. Vol.17. No. 2
Melinda. 2014. PENGARUH PENERAPAN SAK (KONVERGENSI IFRS) TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI). Skripsi. Universitas Negeri Padang
Patralalita, Cintantya Wasistha. 2014. DAMPAK ADOPSI IFRS TERHADAP PANJANG LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI. Skripsi. Universitas Diponegoro
Sianipar, Glory A. E. M. 2013. ANALISIS KOMPARASI KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI SEBELUM DAN SESUDAH PENGADOPSIAN PENUH IFRS DI INDONESIA. Skripsi. Universitas Diponegoro

Widiastuti, Rahayu. 2011. PENGARUH BUDAYA TERHADAP KEPUTUSAN ADOPSI IAS (INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARDS) KE DALAM PSAK DI INDONESIA (Survei pada Etnis Tionghoa di Surakarta). Universitas Sebelas Maret

Tidak ada komentar:

Posting Komentar